pada suatu hari
ada anak angin namanya Badai..
seperti namanya, tubuhnya besar.. tenaganya kuat..
walaupun masih muda, dia bisa mengguncangkan sekelilingnya
rumah, pohon, ataupun mobil jadi takut setiap kali dia lewat
Badai menyenangi reaksi yang dia dapat hehehe..
apalagi kalau ditambah muka menyeringai hrrrrr…
iihhh..si pohon raut mukanya langsung pucat,
si rumah saja sampai merinding begitu
hehehee.. semua takut padaku, kata Badai cengengesan
waktu berlalu..
setiap Badai datang, semua langsung cari tempat perlindungan
pintu-pintu dan jendela ditutup
mobil dan rumah berjaga-jaga
pohon menghunjamkan akarnya kuat-kuat
jangan sampai aku terbawa terbang dan hancur, pikir mereka
waktu berlalu..
setiap Badai datang, semua berlari berlindung
tampak jauh sudah terasa angin kencang,
mereka langsung berteriak dan nyalakan alarm
waktu berlalu..
Badai mau datang, semua sudah senyap..
tidak ada lagi yg meresponi Badai.
Badai melihat pohon, rumah, dan mobil
tapi mereka terlalu takut pada Badai hingga buka mata saja tidak
mereka tidak melihat kembali pada Badai
Badai sedih.
Badai sendiri.
Sebenarnya.. sebenarnya Badai ingin berteman.
mata yang melihat kembali
seruan yang memanggil namanya
gerak-gerik setiap ia datang
sekarang tidak ia dapatkan.
Aku ingin berteman, kata Badai.
Bagaimana caranya?
Hhh…waktu berlalu
Badai terus memikirkan caranya bagaimana ia bisa berteman
Ia terus berpikir sampai putus asa
kehilangan semangat.
lesu tak bertenaga..
Ia pikir-pikir sambil berjalan pelan-pelan..
tanpa sadar melewati rumah, pohon, dan mobil.
tak dinyana mereka sendiri bingung..
‘eh..eh.. kamu siapa sih? lewat kok menyejukkan?’
‘hah?.. aku si Badai’
‘hah? masa sih? aduuuhhh maaf kalau begitu..’, kata mereka mulai takut
‘tunggu.. jangan takut.. kenapa baru saja kamu bilang aku menyejukkan?
aku tidak pernah dibilang menyejukkan sebelumnya..’
‘eng..eng..ketika kamu lewat tadi dengan perlahan
aku merasakan angin semilir yang nikmat sekali
daun-daunku melambai ringan’, kata pohon
‘eng..eng..ketika kamu lewat tadi dengan perlahan
panas ditubuhku seperti diangkat’, kata mobil
‘..dan badanku merasa dinginn.. aku senanggg sekali..’, kata rumah
‘Masa sih?! Jadi ini gara-gara aku jalan perlahan?!’, tanya Badai
Rumah, pohon, mobil mengangguk-angguk.. ‘Mungkin saja’, kata mereka
Badai mencoba melewati lagi dengan perlahan..
Srrr….
Hmm… enakknyaaa..
Anginnya enak, Badai..
Kami senangg.. senang sekali..
Benar, benar, ini karena kamu jalan perlahan
kamu tidak menyeringai ataupun mengguncang kami
kamu tidak menakut-nakuti kami lagi
Rumah, pohon, mobil tersenyum dan memeluk Badai..
Dalam hati, Badai senang..
senang sekali.
Ia punya teman, tiga sekaligus..
dan sekarang temannya banyak..
semua ingin berteman dengan Badai
Badai selalu mengingat satu hal: jalan perlahan.. semilir.. semilir..
:))
Blessings for you