TEMPO.CO, Jakarta – Psikolog anak Astrid Wen meminta para orang tua lebih waspada bila memiliki anak yang menggemari olahraga atau kegiatan ekstrem. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para orang tua yang menghadapi situasi ini. “Mendukungnya boleh, asal mengikuti syaratnya. Pertama, perhatikan aturan di negara masing-masing,” kata Astrid saat dihubungi Tempo Rabu 4 Oktober 2017.
Menurut Astrid memperhatikan berbagai peraturan tentang olahraga ekstrem penting dilakukan demi keselamatan anak. Salah satu contohnya, bila hendak mengikutsertakan anak terhadap olahraga itu, perlu diperhatikan apakah dalam aturan menyebutkan usia, umur si anak sudah cukup mengikutinya. “Banyak orang tua yang sengaja memanipulasi umur atau berbohong tinggi badan agar anak boleh ikut dalam kegiatan itu,” kata Astrid.
Ia mengingatkan bahwa berbagai peraturan yang dibuat itu sudah mempertimbangkan berbagai hal, termasuk kondisi fisik dan psikis anak di usia tertentu. Bila orang tua tidak yakin aturan yang diberlakukan dalam kegiatan itu, ada baiknya membandingkannya aturan di negara lain dalam kegiatan ekstrem yang sama. “Misalnya kapan dibolehkannya anak mengendarai kendaraan bermotor. Kenyataannya masih banyak orangtua yang memberikan kendaraan bermotor di usia yang sangat muda,” katanya.
Apabila tetap menginginkan si anak untuk mengikuti kegiatan itu, ada baiknya para orang tua memberikan perhatian lebih kepada si anak. Orang tua perlu mengetahui jadwal dan mau bertanggung jawab terhadap keselamatan si anak. “Pengawasan bisa dengan mengetahui kapan jadwal kegiatan ekstrem si anak,” kata Astrid. Bila si anak menyukai balapan, dengan mengetahui jadwal latihan balapan, maka orang tua bisa mencegah anaknya untuk mengikuti balapan liar.
Orang tua perlu memperhatikan keamanan kegiatan ekstrem itu. Apakah dalam kegiatan ekstrem itu, anak sudah menggunakan alat pelindung dengan baik. Ada baiknya para orang tua pun memberikan contoh agar si anak meniru tindakan pencegahan itu. “Salah satu yang penting diberikan contoh adalah dengan mau menggunakan helm saat mengendarai motor. Sayang kenyataannya hal ini susah dilakukan,” katanya.
Sebelumnya, seorang remaja pembalap motor ,Denis Kancil, meninggal dalam kecelakaan di tengah balapan liar. Bocah berusia 14 tahun ini memang memiliki hobi menantang maut. Denis sempat dielu-elukan rekan sepermainannya. Dia dianggap sangat mahir mengendarai kendaraan roda dua itu.