Awas Penculikan Anak Marak Lagi! Orang Tua Perlu Lakukan Ini

Tak hanya membekali ilmu bela diri, anak juga perlu tahu tentang penculikan anak. Caranya? Ceritakan dengan benar kisah penculikan yang marak dalam pemberitaan.

Inibaru – Belakangan ini beredar video tentang siswi salah satu SD di Jakarta Barat yang hampir jadi korban penculikan anak. Video ini tentu saja membuat orang tua kembali khawatir akan kemarakan kasus penculikan anak.

Sebagai informasi, anak-anak yang diculik ini bisa mengalami nasib yang cukup mengenaskan, dari yang dijadikan pengemis jalanan hingga diambil organ dalamnya untuk dijual. Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mencegah kasus penculikan anak ini?

Banyak orang tua yang berinisiatif untuk membekali buah hatinya ilmu bela diri. Namun, untuk ukuran tubuh anak yang masih kecil, tentu akan sulit untuk melawan para penculik, apalagi jika penculiknya juga berjumlah beberapa orang. Karena alasan inilah, pakar psikologi anak Astrid Wen dari PION Clinician menyarankan orang tua untuk mempersiapkan anak secara mental dan fisik agar lebih kuat dan tidak mudah terjerat iming-iming penculik yang umumnya sangat menarik perhatian anak.

“Beritahu anak cerita tentang penculikan anak. Usahakan (dengan) intonasi netral ya karena tujuannya untuk mengedukasi, bukan untuk menakut-nakuti anak,” saran Astrid sebagaimana dikutip dari health.liputan6.com.

Dengan menceritakan kepada anak secara jelas tentang penculikan anak, khususnya mengenai pelbagai modus untuk menarik perhatian anak dan membuat mereka mengikutinya. Tujuan bercerita adalah agar anak lebih waspada ketika bertemu orang asing atau tidak dikenal yang memberikan iming-iming seperti jajanan, uang, atau ajakan bermain di tempat yang menarik.

Satu hal yang harus diperhatikan orang tua dalam menceritakan kasus penculikan anak pada anak ini adalah dengan meminta mereka agar tidak terlalu khawatir dengan kemarakan berita penculikan karena ada ayah dan ibu mereka selalu siap membuatnya aman.

Nah, karena itu ada baiknya kita tidak menceritakan hal-hal yang terlalu menakutkan bagi anak. Jika tidak, maka anak akan menganggap dunia luar sebagai sesuatu yang sangat tidak aman. Efek buruknya, anak akan cenderung memilih untuk kabur atau terdiam saat ada sesuatu hal yang sedikit tidak menyenangkan terjadi padanya, bukannya menyelesaikannya. (AW/SA)

Related Posts

Leave a Reply