Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content
Media sosial kini tidak hanya dijadikan tempat penyampaian pendapat atau informasi, namun juga dijadikan tempat untuk mencurahkan hati (curhat). Ada orang yang bahkan menganggap media sosial sebagai ‘tempat sampah’ untuk menyampaikan berbagai keluh kesah atau kemarahan pada kondisi yang terjadi di sekitarnya setiap hari. Sebenarnya, apa sih penyebab dari orang yang hobi curhat di media sosial ini?
Psikolog klinis bernama Astrid Wen, MPsi menyebut media sosial memang bisa dijadikan sebagai tempat untuk mengeluarkan unek-unek. Sayangnya, banyak orang yang menyalahgunakan media sosial sebagai tempat untuk membeberkan masalah pribadi hingga masalah rumah tangga atau dengan orang-orang terdekatnya. Biasanya, hal ini disebabkan oleh tidak adanya komunikasi yang baik dengan pasangan sehingga akhirnya memilih untuk menyuarakannya di media sosial dengan harapan bisa dilihat oleh pasangan saat mengecek lini masa media sosialnya atau memang ingin mendapatkan perhatian atau solusi dari orang lain. Yang menjadi masalah adalah, hal ini sebenarnya seperti menelanjangi diri sendiri dan justru membuat kita menjadi pergunjingan orang lain.
Bukannya menyelesaikan masalah, saat curhat ini dilihat oleh pasangan, teman-teman, atau orang terdekat, bisa jadi kita akan kehilangan respek dari mereka. Hal ini disebabkan oleh rasa malu yang mereka alami karena permasalahan yang seharusnya tidak diketahui banyak orang justru tersebar luas. Ada sebagian orang yang bahkan memilih untuk menyudahi hubungan karena merasa tidak tahan lagi dengan kebiasaan curhat di media sosial yang dilakukan oleh pasangannya.
Media sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
- Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi
- Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
- Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
- Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model contentlainnya.
Alih-alih curhat di media sosial, Astrid lebih menyarankan kita untuk memperbaiki komunikasi jika memang ada masalah dengan orang lain atau sesuatu hal sehingga tidak perlu sampai curhat di media sosial. Media sosial bisa digunakan dengan lebih baik kok alih-alih hanya dijadikan tempat sampah unek-unek kita.
Dampak lain dari Media Sosial adalah keadaan dimana seseorang ketergantungan terhadap teknologi terkini. Pada awalnya manusia adalah sebagai makhluk sosial, namun dengan adanya nya teknologi saat ini, nilai-nilai budaya masyarakat sudah mulai memudar. Inilah perubahan yang terjadi dari dampak media sosial dimana manusia yaitu menjadi makhluk anti-sosial. Dilingkungan masyarakat, hampir semua kalangan sudah menggunakan yang namanya media sosial. Perkembangan teknologi media sosial ini sudah menjamur dan mengakar di kehidupan sehari-hari serta telah mengubah gaya hidup bahkan pola pikir. Adapun bentuk media sosial yang sering digunakan masyarakat saat ini adalah seperti blog atau vlog,
facebook, instagram , twitter dan yang lainnya.