Ayah Ibu, pernahkah anak mengalami tantrum dan bingung harus melakukan apa? Tantrum itu sebenarnya apa ya? Jadi, tantrum adalah ekspresi ledakan marah atau frustrasi yang biasa terjadi pada anak usia 2 hingga 4 tahun. Contoh perilaku tantrum antara lain seperti berteriak, menendang, memukul, menggigit, berguling-guling, dan sebagainya. Objek kekesalan anak ketika sedang tantrum bisa jadi orang lain, diri sendiri, atau barang dan lingkungan sekitarnya.
Lalu, kenapa anak mengalami tantrum?
Beberapa alasan atau sebab mengapa anak mengalami tantrum antara lain seperti :
- Merasa tidak berdaya
Seperti misalnya anak menginginkan sesuatu tapi ia tidak bisa mendapatkannya. Karena ini, anak menjadi stress dan merasa tidak berdaya. Ia sulit mencapai keinginannya, merasa memiliki keterbatasan dan tidak bisa mengungkapkan apa yang ingin dikatakan sehingga akhirnya memunculkan reaksi berupa tantrum.
- Adanya keterbatasan kosa kata.
Anak-anak yang berusia masih kecil (2-3 tahun) memiliki keterbatasan kosa kata sehingga kadangkala saat ia sedang berbicara kita agak kesulitan untuk memahaminya. Dan karena hal itulah, ia bisa menjadi frustasi saat kita tidak bisa memahaminya.
- Baru belajar mengenali emosi dan keinginannya
Untuk anak-anak yang lebih besar, mereka diharapkan untuk bisa mengutarakan apa yang diinginkannya, isi pikirannya, memiliki kemampuan kontrol diri dalam mencapai apa yang menjadi tujuannya.
Kondisi-kondisi seperti apa yang membuat anak menjadi tantrum?
- Lapar,
- Capek atau kelelahan,
- Marah,
- Kesepian,
- Sakit,
- Sedang membutuhkan perhatian,
- Stress
Apa yang bisa kita lakukan sebagai orangtua jika anak sedang mengalami tantrum?
- Peluklah anak dan berikan sentuhan yang menenangkan bagi mereka
Saat anak sedang menangis dan tantrum, Ayah Ibu bisa memberikan pelukan bagi mereka. Bisa jadi, saat sedang menangis itu mereka merasa tidak nyaman, stress, atau frustasi karena keinginannya tidak terpenuhi. Ayah Ibu juga bisa mengusap-usap punggung atau bahunya saat sedang memeluknya. Biarkan ia menangis sampai lelah atau diam dalam pelukan kita. Dan, menangis bisa membuat dehidrasi sehingga Ayah Ibu bisa berikan air putih pada anak agar tetap terhidrasi dan tenang.
- Tetap tenang dan berikan aturan konsisten pada mereka
Saat anak sedang tantrum atau menangis, usahakan Ayah Ibu tetap tenang dan tidak emosi karenanya. Ayah Ibu bisa juga berikan aturan yang konsisten pada mereka dan tidak mudah begitu saja menuruti apa yang menjadi keinginan anak. Contohnya seperti saat anak sedang pilek misalnya namun ia ingin memakan eskrim, Ayah Ibu bisa katakan pada mereka bahwa anak harus dalam kondisi sehat terlebih dahulu sebelum makan eskrim.
Baca informasinya lebih lanjut di buku saya, yuk.
Ayah Ibu bisa membeli buku “Indahnya Pengasuhan melalui Theraplay” karya Astrid WEN, di Mizan Store Tokopedia atau di reseller kota Ayah Ibu.
Ayah Ibu juga bisa meminta jam konsultasi pada saya DISINI.